IDENTITAS
NIM
: 0705163068
Prodi/Sem
: FISIKA 2/II
Fakultas
: Sains Dan Teknologi
Perguruan
Tinggi : Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU)
Dosen
Pengampu : Dr. Ja’far, MA.
Mata
Kuliah
: Akhlak Tasawuf
Tema : Rida dan Maqam lainnya
Cinta (al-mahabbah)
Kaum sufi mendasari ajaran mereka tentang cinta dengan Alquran, hadis, dan atsar. Diantar dalilnya adalah Q.S. al-maidah/5: 54. Kata cinta didalam al-qur’an disebut tidak hanya cinta kepada Allah saja. Sabagaimana yang dimaksudkan oleh kaum sufi. Menurut Ibn Qudamah, tanda cinta kepada Allah Swt. adalah senantiasa bezikir kepada Allah; gemar mengasingkan diri hanya untuk bermunajat kepada-Nya seperti membaca Al’qur’an dan tahajud; merasa rugi bila melewatkan waktu tanpa menyebut namanya; dan menyayangi semua hamba Allah, mengasihi dan bersikap tegas terhadap musuh-musuhnya. (Ja’far, Gerbang Tasawuf)
Kaum sufi mendasari ajaran mereka tentang cinta dengan Alquran, hadis, dan atsar. Diantar dalilnya adalah Q.S. al-maidah/5: 54. Kata cinta didalam al-qur’an disebut tidak hanya cinta kepada Allah saja. Sabagaimana yang dimaksudkan oleh kaum sufi. Menurut Ibn Qudamah, tanda cinta kepada Allah Swt. adalah senantiasa bezikir kepada Allah; gemar mengasingkan diri hanya untuk bermunajat kepada-Nya seperti membaca Al’qur’an dan tahajud; merasa rugi bila melewatkan waktu tanpa menyebut namanya; dan menyayangi semua hamba Allah, mengasihi dan bersikap tegas terhadap musuh-musuhnya. (Ja’far, Gerbang Tasawuf)
Rida
(al-ridhah)
Kata rida berasal dari kata radhiya, yarda, ridhwanan, yang artinya senang, puas, memlih, persetujuan, menyenangkan dan menerima. Dalam kamus Bahasa Indonesia, rida adalah rela,suka,senang hati,perkenaan, dan rahmat. Penyabutan istilah rida secara berulang kali dan dalam berbagai bentuk di dala Alquran mengarahkan kepada kesimpulan bahwa islam menilai penting maqam rida. Harits al-Muhasibi berkata, rida adalah tenangnya hari atas berlakunya hukum. Al-nuri berkata rida adalah senangnya hati karena menerima keputusan pahit. (Ja’far, Gerbang Tasawuf)
Kata rida berasal dari kata radhiya, yarda, ridhwanan, yang artinya senang, puas, memlih, persetujuan, menyenangkan dan menerima. Dalam kamus Bahasa Indonesia, rida adalah rela,suka,senang hati,perkenaan, dan rahmat. Penyabutan istilah rida secara berulang kali dan dalam berbagai bentuk di dala Alquran mengarahkan kepada kesimpulan bahwa islam menilai penting maqam rida. Harits al-Muhasibi berkata, rida adalah tenangnya hari atas berlakunya hukum. Al-nuri berkata rida adalah senangnya hati karena menerima keputusan pahit. (Ja’far, Gerbang Tasawuf)
Al-Maqam
Lainnya
Sabagai sufi menilai bahwa setelah mencapai maqam seperti makrifat (al-ma’rifah), dan menagaskan bahwa al-ridha bukan maqam tertinggi.Al-kalabazi mengatakan bahwa sebagian sufi membagi makrifat menjadi dua : yakni al’makrifat haq yang berarti penegasan keesaan allah atas sifat-sifat yang di kemukakannya; dan ma’rifat haqiqah yang berarti ma’rifat yang tidak bisa di capai dengan sarana apapun, sebab sifatnya tidak dapat ditembus dan ketuhananya tidak dapat dipaham. Bagi sebagian sufi, makrifah lebih tinggi dari pada ridha.
Al-qusyairi menjelaskan bahwa maksud para sufi dari istilah makrifat adalah sifat dari orang-orang yang mengenal Allah Swt. dengan nama dan sifat-Nya, dan membenarkan Allah Swt. dengan melaksanakan ajaran-Nya dalam segala perbuatan. (Ja’far, Gerbang Tasawuf)
Sabagai sufi menilai bahwa setelah mencapai maqam seperti makrifat (al-ma’rifah), dan menagaskan bahwa al-ridha bukan maqam tertinggi.Al-kalabazi mengatakan bahwa sebagian sufi membagi makrifat menjadi dua : yakni al’makrifat haq yang berarti penegasan keesaan allah atas sifat-sifat yang di kemukakannya; dan ma’rifat haqiqah yang berarti ma’rifat yang tidak bisa di capai dengan sarana apapun, sebab sifatnya tidak dapat ditembus dan ketuhananya tidak dapat dipaham. Bagi sebagian sufi, makrifah lebih tinggi dari pada ridha.
Al-qusyairi menjelaskan bahwa maksud para sufi dari istilah makrifat adalah sifat dari orang-orang yang mengenal Allah Swt. dengan nama dan sifat-Nya, dan membenarkan Allah Swt. dengan melaksanakan ajaran-Nya dalam segala perbuatan. (Ja’far, Gerbang Tasawuf)
KESIMPULAN
Dari ketiga tingkatan maqam kali ini, dapat disimpulkan
bahwa cinta,rida serta makrifat saling berkaitan. Dengan adanya cinta kita
kepada Allah pastilah apa yang diperintahkan oleh Allah akan kita kerjakan
serta apa-apa saja yang telah di qodarkan oleh Allah baik itu susah atau pun
senang pasti kita akan rida dan dan membenarkan Allah Swt dengan mengerjakan
semua yang telah diperintahnya.
RELEVANSI DENGAN BIDANG
Sebagai seorang programer kita harus cinta kepada
pelajaran yang telah diajarkan kepada kita baik susah maupun mudah dengan
begitu karena cinta kita kepada bidang tersebut maka kita akan rida sesulit
apapun project yang dihadapi dengan tingkatan eror yang tinggi. Serta kita juga
harus menanamkan sifat makrifat dalam diri kita yaitu sifat melaksanakan
ajarannya dalam segala perbuatan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar