IDENTITAS
NIM
: 0705163068
Prodi/Sem
: FISIKA 2/II
Fakultas
: Sains Dan Teknologi
Perguruan
Tinggi : Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU)
Dosen
Pengampu : Dr. Ja’far, MA.
Mata
Kuliah
: Akhlak Tasawuf
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
A. Kefakiran (al-faqr)
Istilah fakir berasal dari bahasa
arab ,faqura yaf quru ,faqran yang artinya miskin. Istilah faqir bermakna
kemiskinan. Dalam bahasa Indonesia, faqir berarti “orang yang
sangat berkekurangan, orang yang terlalu miskin, atau orang yang dengan sengaja
membuat dirinya menderita kekurangan untuk mencapai kesempurnaan batin”.
(Ja’far,2016:68)
Al-Nui berkata “fakir adalah orang
yang harus bungkam ketika tidak memiliki sesuatu, bermurah hati dan tidak hanya
memikirkan diri sendiri jika memiliki sesuatu”. Menurut al – Ghazali, faqir
dapat bermakna tidak memiliki harta. Menurutnya, ada 5 tingkatan faqir, 2
diantaranya yang paling tinggi derajatnya, yakni seorang hamba yang tidak suka
diberi harta, merasa tersiksa dengan harta, dan menjaga diri dari kejahatan dan
kesibukan mencari harta; dan seorang hamba tidak merasa senang bila mendapatkan
harta, dan tidak merasa benci bila tidak mendapat harta. (Ja’far,2016:70-71)
B. Sabar (al-shabr)
Kata sabar berasal dari bahasa arab,
shabara, yashbiru, shabran, maknanya adalah mengikat, bersabar, menahan dari
larangan hukum, dan menahan diri dari kesedihan. Dalam bahasa
Indonesia, sabar bermakna “tahan
menghadapi cobaan, dan tabah, tenang, tidak tergesa – gesa, dan tidak terburu
nafsu”.
(Ja’far,2016:71)
Menurut Nashr Al – Din Al – Thusi, sabar secara harfiah bermakna mencegah
jiwa dari perasaan was was ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Al –
Thusi membagi sabar menjadi 3 jenis : sabar kaum awam, yakni menjaga jiwa agar
tetap kokh dalam kesabaran dan tetap konsisten dalam kekuatannya; kesabaran
kaum zuhud, yakni rasa takut dan sikap sabar kepada allah dalam harapan untuk
memperoleh ganjaran di akhirat; dan kesabaran ahli hikmah, yakni merasakan
kebahagiaan walaupun ditimpa musibah. Al – Ghazali, Ibn Qudamah, dalam Ibn
Qayyim Al – Jauziyah membagi sabar menjadi 3: sabar dalam ketaatna kepada
Allah, sabar dari godaan untuk melakukan perbuatan maksiat, dan sabar atas
musibah dari Allah SWT. (Ja’far,2016:74)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar