Selasa, 13 Juni 2017

FAKIR DAN SABAR



IDENTITAS
Nama                           : AULIA FARIHANUM
NIM                             : 0705163068
Prodi/Sem                    : FISIKA 2/II
Fakultas                       : Sains Dan Teknologi
Perguruan Tinggi          : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU)
Dosen Pengampu         : Dr. Ja’far, MA.
Mata Kuliah                 : Akhlak Tasawuf
 

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
A.   Kefakiran (al-faqr)
Istilah fakir berasal dari bahasa arab ,faqura yaf quru ,faqran yang artinya miskin. Istilah faqir bermakna kemiskinan. Dalam bahasa Indonesia, faqir berarti orang yang sangat berkekurangan, orang yang terlalu miskin, atau orang yang dengan sengaja membuat dirinya menderita kekurangan untuk mencapai kesempurnaan batin”. (Ja’far,2016:68)
Al-Nui berkata “fakir adalah orang yang harus bungkam ketika tidak memiliki sesuatu, bermurah hati dan tidak hanya memikirkan diri sendiri jika memiliki sesuatu”. Menurut al – Ghazali, faqir dapat bermakna tidak memiliki harta. Menurutnya, ada 5 tingkatan faqir, 2 diantaranya yang paling tinggi derajatnya, yakni seorang hamba yang tidak suka diberi harta, merasa tersiksa dengan harta, dan menjaga diri dari kejahatan dan kesibukan mencari harta; dan seorang hamba tidak merasa senang bila mendapatkan harta, dan tidak merasa benci bila tidak mendapat harta. (Ja’far,2016:70-71)

B.   Sabar (al-shabr)
Kata sabar berasal dari bahasa arab, shabara, yashbiru, shabran, maknanya adalah mengikat, bersabar, menahan dari larangan hukum, dan menahan diri dari kesedihan. Dalam bahasa Indonesia, sabar bermakna tahan menghadapi cobaan, dan tabah, tenang, tidak tergesa – gesa, dan tidak terburu nafsu. (Ja’far,2016:71)
Menurut Nashr Al – Din Al – Thusi, sabar secara harfiah bermakna mencegah jiwa dari perasaan was was ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Al – Thusi membagi sabar menjadi 3 jenis : sabar kaum awam, yakni menjaga jiwa agar tetap kokh dalam kesabaran dan tetap konsisten dalam kekuatannya; kesabaran kaum zuhud, yakni rasa takut dan sikap sabar kepada allah dalam harapan untuk memperoleh ganjaran di akhirat; dan kesabaran ahli hikmah, yakni merasakan kebahagiaan walaupun ditimpa musibah. Al – Ghazali, Ibn Qudamah, dalam Ibn Qayyim Al – Jauziyah membagi sabar menjadi 3: sabar dalam ketaatna kepada Allah, sabar dari godaan untuk melakukan perbuatan maksiat, dan sabar atas musibah dari Allah SWT. (Ja’far,2016:74)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar